Mutiara Hikmah

"Banyak orang yang telah meninggal, tapi nama baik mereka tetap kekal. Dan banyak orang yang masih hidup, tapi seakan mereka orang mati yang tak berguna. – Imam Syafi’i" “Janji Allah tak pernah mengecewakan, dan bila kamu masih merasa kecewa mungkin ada yang salah dengan imanmu”

Sinergikan Pengetahuan, Mantabkan Pemahaman

Sinergikan Pengetahuan, Mantabkan Pemahaman
Sambutan Ketua Umum pada acara sarasehan Pemantapan Pemahaman tentang Zakat

Menyelami Samudra kalimat Tauhid

 



Allah ta'ala berfirman:

 "Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidaada sesembahan yang berhak disembah selain Allah." (QS. Muhammad 19)


Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata: Ilmu itu harus disertai dengan ikrar dalam hati dan mengenalnya. Artinya: apa yang diminta untuk diketahui maka penyempurnanya adalah mengamalkan apa yang merupakan konsekuensi dari ilmu tersebut. Ilmu yang Allah perintahkan (di dalam ayat di atas) yaitu ilmu tentang mengesakan Allah (ilmu tauhid) adalah ilmu yang fardhu ain (wajib bagi setiap muslim untuk mempelajarinya). Tidak ada satu orang pun yang boleh keluar dari kewajiban tersebut, siapa pun orangnya. Bahkan semua orang membutuhkan ilmu ini. Diantara jalan/metode untuk mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan hanya Allah adalah:

Diterjemahkan dari kitab Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fii Tafsir Kalam Al-Mannaan hal. 928-929 oleh Syaikh Abdurrahman As- Sadi rahimahullahu

1. Ini yang paling utama, yaitu mentadabburi nama- nama Allah, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan- Nya yang menunjukkan akan kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan-Nya. Hal ini mengharuskan adanya pengerahan segala daya upaya untuk mengesakan Allah dan beribadah kepada Rabb yang sempurna yang bagi-Nya segala pujian dan sanjungan, kemulian, dan keindahan.


2. Mengetahui bahwa Dia adalah Dzat yang Maha Esa dengan penciptaan dan pengaturan (alam semesta). Maka dari sanalah manusia mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak disembah.


3. Mengetahui bahwa Allah satu-satunya Dzat yang dapat memberi kenikmatan yang lahir maupun yang

batin, baik dalam urusan agama maupun dunia. Maka hal ini mengharuskan adanya ketergantungan hati dan kecintaan serta penyembahan kepada-Nya saja.


4. Apa yang kita lihat dan dengar tentang pahala bagi para wali-wali-Nya yang menegakkan tauhid seperti pertolongan dan kenikmatan-kenikmatan di dunia. Dan tentang siksa yang Allah timpakan kepada musuh- musuh-Nya yaitu kaum musyrikin. Maka ini semua akan menyeru manusia kepada ilmu bahwa Dialah satu-satunya yang berhak diibadahi.


5. Mengenal sifat-sifat berhala dan sekutu-sekutu yang

diibadahi selain Allah dan yang dijadikan sebagai sesembahan-sesembahan selain Allah. Yaitu bahwasanya semua sesembahan tersebut itu penuh dengan kekurangan dari segala sisinya dan membutuhkan kepada yang lain. Mereka tidak memiliki bagi dirinya sendiri atau yang bagi yang menyembahya  hal-hal  yang  bermanfaat  atau  yanbermadharat. Tidak memiliki kehidupan atau kematian serta kebangkitan. Mereka tidak bisa menolong para penyembahnya, tidak dapat mendatangkan manfaat kepada mereka meskipun sebesar biji atom, baik untuk memberi kebaikan atau mencegah kejelekan. Ilmu seperti ini mengharuskan orang tersebut memahami bahwa Allah adalah satu- satunya sesembahan yang berhak untuk diibadahi tidak yang lainnya dan meyakini bahwa semua sesembahan selain Allah adalah sesembahan yang batil.


6. Kesepakatan semua kitab-kitab Allah akan hal diatas.


7.  Orang-orang  khawash/istimewa  yang  merupakan

makhluk yang paling sempurna baik dari sisi akhlaknya, akal pikiran, pendapat serta ilmunya yaitu para nabi dan rasul, mereka semua telah bersaksi akan hal di atas (tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah).


8.  Apa  yang  Allah  telah  jelaskan lewat  tanda-tanda

kekuasaan-Nya yang menunjukkan akan keEsaan-Nya (dalam ibadah) merupakan dalil yang sangat amat terang benderang. Tanda-tanda tersebut menyeru kepada tauhid ( Lailaha ilallahlewat keindahan ciptaan- Nya, kebaikan hikmah-Nya dan keunikan makhluk- Nya.


Inilah metode yang Allah banyak sebutkan dalam menyeru hamba-hamba-Nya kepada kalimat tauhid  Lailaha ilallah. Allah jelaskan hal tersebut dalam kitab-Nya dan Allah juga ulangi penjelasannya. Ketika seorang hamba merenungkan sebagiannya saja maka pasti diakan mendapatkan dalam hatinya keyakinan dan pengetahuan tentang hal ini. Apalagi jika dalil-dalil itu dikumpulkan semua dan disatukan serta ditegakkan dalil-dalil tentang tauhid dari segala sisinya, maka akan kuat keimanan dan keyakinan ini dalam hati seorang hamba seperti gunung-gunung yang kokoh. Dan tidak akan dapat diguncang oleh syubhat dan khayalan. Bahkan bertambahnya syubhat dan kebatilan tidak menambahnya melainkan semakin bertambah kuat dan sempurna.

Apalagi jika anda melihat kepada dalil yang paling agung dan perkara yang paling besar yaitu mentadabburi Al-Qur’an Al-Adzim serta merenungkan ayat-ayatnya maka itu adalah pintu yang paling agung untuk menuju kepada ilmu tauhid dan akan didapatkan darinya perincian tentang tauhid yang tidak didapatkan dari selainnya.