Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata: Ilmu itu harus disertai dengan
ikrar dalam hati dan
mengenalnya.
Artinya: apa yang diminta
untuk diketahui maka penyempurnanya adalah
mengamalkan apa yang merupakan konsekuensi
dari
ilmu
tersebut. Ilmu yang Allah perintahkan (di dalam
ayat di atas) yaitu ilmu tentang mengesakan Allah
(ilmu tauhid) adalah ilmu yang fardhu ‘ain (wajib bagi
setiap
muslim untuk mempelajarinya). Tidak
ada satu orang pun yang boleh keluar dari kewajiban tersebut, siapa pun
orangnya. Bahkan semua orang membutuhkan ilmu ini. Diantara jalan/metode
untuk mengetahui bahwa tidak
ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan
hanya
Allah adalah:
1 Diterjemahkan dari kitab Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fii Tafsir Kalam Al-Mannaan hal. 928-929 oleh Syaikh Abdurrahman As- Sa’di rahimahullahu
1. Ini yang paling utama, yaitu mentadabburi
nama- nama Allah,
sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan- Nya yang menunjukkan akan kesempurnaan,
keagungan, dan kemuliaan-Nya. Hal ini mengharuskan
adanya pengerahan segala daya upaya untuk mengesakan Allah dan
beribadah kepada Rabb yang
sempurna yang bagi-Nya segala pujian dan sanjungan, kemulian, dan keindahan.
2. Mengetahui bahwa Dia adalah Dzat yang Maha Esa dengan penciptaan dan pengaturan (alam semesta). Maka dari sanalah manusia mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak disembah.
3. Mengetahui bahwa Allah satu-satunya
Dzat yang
dapat memberi kenikmatan yang lahir maupun yang
batin, baik
dalam urusan agama maupun
dunia. Maka hal ini mengharuskan adanya ketergantungan hati dan
kecintaan serta penyembahan kepada-Nya saja.
4. Apa yang kita lihat dan dengar tentang pahala bagi
para wali-wali-Nya yang menegakkan tauhid
seperti
pertolongan
dan kenikmatan-kenikmatan di dunia.
Dan tentang siksa yang Allah timpakan kepada musuh-
musuh-Nya yaitu kaum musyrikin.
Maka ini semua
akan menyeru manusia kepada ilmu bahwa Dialah
satu-satunya yang
berhak diibadahi.
5. Mengenal sifat-sifat berhala dan sekutu-sekutu yang
diibadahi selain Allah dan yang dijadikan sebagai sesembahan-sesembahan selain Allah. Yaitu bahwasanya semua sesembahan tersebut itu penuh dengan kekurangan dari segala sisinya dan membutuhkan kepada yang lain. Mereka tidak memiliki bagi dirinya sendiri atau yang bagi yang menyembahya hal-hal yang bermanfaat atau yang bermadharat. Tidak memiliki kehidupan atau kematian serta kebangkitan. Mereka tidak bisa menolong para penyembahnya, tidak dapat mendatangkan manfaat kepada mereka meskipun sebesar biji atom, baik untuk memberi kebaikan atau mencegah kejelekan. Ilmu seperti ini mengharuskan orang tersebut memahami bahwa Allah adalah satu- satunya sesembahan yang berhak untuk diibadahi tidak yang lainnya dan meyakini bahwa semua sesembahan selain Allah adalah sesembahan yang batil.
6. Kesepakatan
semua kitab-kitab Allah akan hal diatas.
7. Orang-orang
khawash/istimewa yang
merupakan
makhluk yang paling sempurna baik
dari sisi akhlaknya, akal pikiran, pendapat serta
ilmunya yaitu
para nabi dan rasul, mereka semua telah bersaksi akan hal di atas (tidak ada yang berhak disembah kecuali
Allah).
8. Apa
yang
Allah telah jelaskan lewat
tanda-tanda
kekuasaan-Nya yang menunjukkan akan keEsaan-Nya (dalam ibadah) merupakan
dalil yang sangat amat terang benderang.
Tanda-tanda tersebut menyeru
kepada tauhid ( Lailaha ilallah) lewat keindahan ciptaan-
Nya, kebaikan hikmah-Nya dan keunikan
makhluk- Nya.
Inilah metode yang Allah banyak sebutkan dalam menyeru hamba-hamba-Nya kepada kalimat tauhid Lailaha ilallah. Allah jelaskan hal tersebut dalam kitab-Nya dan Allah juga ulangi penjelasannya. Ketika seorang hamba merenungkan sebagiannya saja maka pasti dia akan mendapatkan dalam hatinya keyakinan dan pengetahuan tentang hal ini. Apalagi jika dalil-dalil itu dikumpulkan semua dan disatukan serta ditegakkan dalil-dalil tentang tauhid dari segala sisinya, maka akan kuat keimanan dan keyakinan ini dalam hati seorang hamba seperti gunung-gunung yang kokoh. Dan tidak akan dapat diguncang oleh syubhat dan khayalan. Bahkan bertambahnya syubhat dan kebatilan tidak menambahnya melainkan semakin bertambah kuat dan sempurna.
Apalagi jika anda melihat kepada dalil yang paling agung dan perkara yang paling besar yaitu mentadabburi Al-Qur’an Al-Adzim serta merenungkan ayat-ayatnya maka itu adalah pintu yang paling agung untuk menuju kepada ilmu tauhid dan akan didapatkan darinya perincian tentang tauhid yang tidak didapatkan dari selainnya.