Syekh Siti jenar Versi Damar Shashangka
أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Syekh Siti jenar Versi Damar
Shashangka (Bagian : 1)
Konon, Seorang ulama Islam, bernama Syeh Abdul
Jalil, datang ke Jawa dan bermukim di Bukit Amparan Jati ( Daerah Cirebon
sekarang ). Disana, beliau bertemu dengan Syeh Dzatul Kahfi, seorang ulama
sepuh yang sudah lama menetap di Bukit Amparan Jati. Ulama sepuh inilah guru
dari Pangeran Walang Sungsang dan Dewi Rara Santang, putra-putri dari Prabhu
Silih Wangi, Raja Pajajaran.
Setelah menetap berdekatan dengan Syeh Dzatul
Kahfi, Syeh Abdul Jalil kemudian berpindah ke Carbon Girang. Disana beliau
mendirikan sebuah Pesantren dengan nama KRENDHASAWA. Banyak yang tertarik
dengan ajaran beliau yang bernuansa spiritual murni. Sama sekali berbeda dengan
para ulama-ulama lain yang juga mengurusi kenegaraan. Sibuk ingin mendirikan
Kekhalifahan Islam.
Di Pesantren Krendhasawa, para santri tidak menemui
nuansa politik seperti itu. Ajaran tassawuf begitu kental. Nuansa kedamaian
sangat terasa.
Kehadiran Syeh Abdul Jalil, menyita perhatian Dewan
Wali Sangha yang berpusat di Ampeldhenta ( Daerah Surabaya sekarang ). Sudah
menjadi kesepakatan bersama, seyogyanya, para ulama yang menetap di Jawa, masuk
menjadi anggota Dewan Wali. Syeh Abdul Jalil tidak menolak ajakan itu. Beliau
bersedia masuk menjadi anggota Dewan Wali Sangha.
Begitu menjadi anggota Dewan Wali, beliau mendapat julukan Syeh Lemah Abang atau Syeh Ksiti Jenar ( Lemah = Tanah, Abang = Merah. Ksiti = Tanah, Jenar = Kuning ). Beliau mendapat gelar seperti itu karena beliau tinggal didaerah Jawa bagian barat yang terkenal tanahnya berwarna merah kekuning-kuningan, beda dengan tanah jawa bagian tengah dan bagian timur. Kata KSITI yang artinya tanah, lama-lama berubah menjadi SITI. Maka terkenallah beliau dengan sebutan Syeh Siti Jenar atau Syeh Lemah Abang atau Sunan Kajenar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan....kita adalah saudara